Dewasa ini, menggunakan online banking memang praktis. Cukup
bermodalkan notebook dan koneksi internet, seluruh transaksi keuangan
bisa dilakukan. Apalagi, online banking terbilang cukup aman.
Benarkah aman? Ternyata tidak. Kasus perampokan uang nasabah
perbankan melalui fasilitas online banking atau dikenal juga dengan
Internet Banking (iBanking) di dalam dan luar negeri semakin marak.
Di Amerika Serikat, beberapa perusahaan mengalami kerugian hingga
ratusan ribu USD akibat rekening iBanking korporat mereka dirampok.
Perampokan uang nasabah tersebut dilakukan menggunakan trojan Zeus yang
disusupi ke dalam browser melalui serangan man-in-the-browser (MITB).
Di Indonesia, amat sedikitnya kasus perampokan di iBanking yang
diketahui publik merupakan fenomena gunung es. Dari empat kasus yang
diketahui, satu kasus dipublikasikan karena berhasil diungkap pihak
kepolisian. Dua kasus dikeluhkan nasabah melalui media massa. Satu kasus
dikeluhkan nasabah melalui Facebook.
Di sinilah wawasan tentang sekuriti dunia maya diperlukan. Gildas
Deograt, koordinator Komunitas Keamanan Informasi (KKI) memaparkan
kepada wartawan akan pentingnya sikap waspada dalam iBanking.
Gildas mengatakan, sejauh ini Bank Indonesia (BI) sebagai bank
sentral Republik Indonesia masih menganggap aman transaksi perbankan
melalui internet. Seperti kita ketahui, marketing bank selalu
mengatakan iBanking aman. “Padahal kenyataan yang berlaku adalah
sebaliknya, iBanking berbahaya,” tegas Gildas.
“Kondisi yang dianggap aman ini akan menguntungkan
pencuri,” ujar Gildas. Pria yang juga menjabat sebagai Senior Consultant
PT Iman Teknologi Informasi (XecureIT) ini menuturkan, kondisi yang
aman ini bisa saja terjadi di tempat-tempat yang terdapat CCTV
sekalipun. “Jadi, jangan kira bila sudah ada CCTV, semua akan aman,”
jelasnya.
Perketat SSL dan TokenSejak awal 2010, XecureIT melakukan riset kelemahan sistem keamanan
internet banking untuk mengetahui secara pasti teknik-teknik perampokan
iBanking sehingga dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan yang
efektif.
Hasil riset menunjukkan, merampok di iBanking amat mudah dilakukan
hanya dengan bermodalkan komputer dan beberapa alat bantu (tools) gratis
yang tersedia di internet, lengkap dengan petunjuk penggunaannya.
Kejahatan ini terbukti dapat dilakukan terhadap sistem iBanking yang
telah dilindungi oleh protokol enkripsi/pengacak (Secure Socket
Layer/SSL) dan security token (alat seperti kalkulator, pembangkit
password sekali pakai). Kondisi ini sudah tentu mengkhawatirkan jika
dimanfaatkan sebagai sumber dana bagi pelaku terorisme. Apalagi resiko
tertangkapnya juga kecil jika dilakukan dengan rapi.
“Penggunaan token di masing-masing bank pun berbeda-beda. Untuk
mentransfer misalnya. Salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia
menggunakan 3 token. Sementara itu, salah satu bank pemerintah di
Indonesia hanya menggunakan 1 token. Ini malah lebih parah lagi,” tukas
pria pemegang sertifikat CISSP, CISA, dan ISO2701 ini.
Hasil riset KKI juga menyebutkan sebanyak 98 persen pengguna internet
di Indonesia mengoneksikan laptop mereka melalui jaringan nirkabel di
tempat publik. Hal ini makin diperburuk oleh data lain yang menyebutkan
89 persen konsumen iBanking di Indonesia justru mengeklik “Yes” pada
security warning perambannya.
Selain mengkhawatirkan, kondisi ini juga amat memprihatinkan nasabah
perbankan di Indonesia mengingat perlindungan hak-hak konsumen yang
lemah di bidang perbankan. Seluruh pengguna e-banking, seperti kartu
debit, phone banking dan iBanking, diharuskan menandatangani perjanjian
yang isinya membebankan seluruh tanggung jawab transaksi elektonik
kepada nasabah sepenuhnya. Termasuk jika terjadi perbedaan antara
catatan di sistem bank dengan buku tabungan atau laporan transaksi:
catatan yang diakui sepenuhnya adalah catatan di sistem bank.
Permasalahan serta teknik perampokan tersebut telah dipaparkan
XecureIT Lab khususnya bagi dunia perbankan nasional. Bahkan Kementerian
Komunikasi dan Informatika serta beberapa tokoh TI Indonesia juga sudah
dilibatkan. Sayangnya, hingga saat ini belum terlihat langkah nyata
dari dunia perbankan nasional untuk memperbaiki berbagai kelemahan
tersebut secara sungguh-sungguh.
Untuk mengurangi risiko perampokan tersebut, XecureIT mengembangkan
XecureBrowser (XB) sebagai solusi gratis berbasis sumber terbuka (free
open source solution / FOSS). Versi pertamanya diluncurkan bersamaan
dengan Indonesia Incident Response Team on Internet Infrastructure
(ID-SIRTII) pada 20 Oktober 2010 lalu.
XecureBrowser ini hanya dapat dipakai untuk mengakses iBanking,
online payment (PayPal, KasPay) yang sudah didaftarkan. Perancangannya
sendiri menggunakan engine Firefox yang telah diperkuat. Menurut Gildas,
ada alasan tersendiri mengapa pihaknya menggunakan Firefox untuk
dikembangkan dan bukan peramban yang lain. “Selain karena Firefox adalah
open source, aplikasi yang kompatibel dengan Firefox juga lebih
banyak,” ujarnya.
Gildas menuturkan, di rilis v.1 (versi pertama) ini, XB bisa
membersihkan hingga 50 persen. “Jadi memang belum 100 persen, nanti di
v.2, v.3, dan seterusnya, kita akan meningkatkan hingga 90 persen,”
ujarnya. “Itu pun jika industri perbankan mendukung,” imbuh Gildas.
Ke depannya, XecureIT juga meminta kepada Bank Indonesia agar
mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia mengenai keamanan internet banking
yang memberi perlindungan keamanan nyata dan menyeluruh kepada para
pengguna, khususnya di Indonesia.
Senjata Andalan XB BrowserXB terbaru versi 1.1 bisa diunduh cuma-cuma di alamat
https://www.xecureit.com/xb/, tersedia untuk Windows dan Linux. Berikut adalah fasilitas andalan yang dimiliki XB:
- Anti Phishing – Pengguna XB dapat terhindar dari situs palsu karena
mereka hanya dapat mengakses ke website yang terdaftar di XB.
- Pencegah Pembajakan Browser – XB membatasi penggunaan hanya ke
situs-situs internet banking dan pembayaran online yang relatif aman
(PayPal, KasPay), sehingga mengurangi kemungkinan terinfeksi dari
trojan(man-in-the-browser) secara signifikan. XB juga dilengkapi dengan
fungsi self integrity checking yang akan menghentikan penggunaan XB
jika terjadi perubahan yang tidak diinginkan.
- Anti Pembajakan Jaringan – XB akan segara menghentikan akses tanpa
meminta ijin pengguna jika salah satu kondisi keamanan SSL tidak
terpenuhi ketika mengakses situs iBanking. XB tidak akan bekerja jika
fungsi keamanan peringatan dinonaktifkan.
- Portable – XB dapat digunakan langsung dari USB disk tanpa melakukan
instalasi tntuk memberi kemudahan dan pemanfaatan XB seluas-luasnya
bagi pengguna.
- Mendukung Berbagai Jenis Sistem Operasi – XB dapat digunakan pada sistem operasi Windows, Linux dan Mac OS X (on progress)
- Startup Cepat dan Mendukung Pelaporan ke PayPal
Sumber : infokomputer