Pimpinan
Perusahaan Listrik dan Air Pemerintah Dubai (Dubai Electricity and Water
Authority/ DEWA) menyampaikan keinginannya untuk segera mempekerjakan
95 tenaga sarjana teknik dari Indonesia.
Managing Director dan
Chief Executive Officer (CEO) DEWA, Saeed Mohammad Al Tayer,
menyampaikan keinginannya itu ketika menerima Konsul Jenderal RI Dubai,
Mansyur Pangeran, di kantor pusat DEWA di Dubai, ujar Sekretaris Pertama
Fungsi Penerangan, Sosial dan Kebudayaan Konsulat Jenderal Republik
Indonesia (Pensosbud KJRI) Dubai, Adiguna Wijaya, dalam keterangan
pers kepada ANTARA News London, Selasa.
Kunjungan kepada pimpinan
DEWA tersebut bertujuan membahas seputar potensi energi di Indonesia
dan peluang kerja sama investasi khususnya di sektor energi, serta
membahas mengenai permintaan 95 tenaga Sarjana Teknik Indonesia untuk
bekerja di DEWA, yang sebelumnya disampaikan April 2011.
Di awal
pertemuan, Mansyur menyampaikan informasi perkembangan positif politik,
ekonomi, sosial-budaya dan keamanan nasional Indonesia. Stabilitas
politik dan keamanan serta pertumbuhan ekonomi nasional telah
menempatkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi
tertinggi di Asia Tenggara dan terbesar ketujuhbelas di antara negara
kelompok 20 (G-20).
Selain itu, dengan luas kurang lebih dua juta km2 dengan potensi
kekayaan sumber daya alam dan mineral yang besar, Indonesia masih
memiliki banyak potensi yang belum digarap secara optimal dan efisien,
termasuk potensi geothermal yang memiliki kapasitas 40 persen dari
produksi dunia.
Mansyur juga menyampaikan mengenai peluang kerja
sama investasi di bidang energi, terutama energi geothermal,
coalsteam-powerplant dan hydro-powerplant di Indonesia.
CEO DEWA
menyatakan ketertarikannya dan menyampaikan pihaknya bersama dengan
sejumlah perusahaan terkait di Dubai berkeinginan untuk menjajaki kerja
sama investasi dimaksud.
Secara lebih rinci, ia mengharapkan,
pihak Indonesia dapat segera menyampaikan data yang komprehensif
mengenai potensi geothermal,
coalsteam-powerplant dan
hydro-powerplant di Indonesia untuk dipelajari lebih lanjut.
Mansyur
juga menyampaikan apresiasi dan menyambut positif atas keinginan pihak
DEWA untuk dapat segera mempekerjakan tenaga Sarjana Teknik dari
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kualitas tenaga kerja
profesional Indonesia semakin diakui di mancanegara, termasuk di PEA.
Ia
menginformasikan keinginan dan persyaratan kerja yang disampaikan pihak
DEWA awal April lalu telah disampaikan kepada berbagai institusi dan
asosiasi terkait di Indonesia, akan tetapi hingga kini masih belum ada
tanggapan lebih lanjut.
Dia memandang tawaran ini dapat menjadi corner stone bagi pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) yang profesional,
skilled dan formal yang akan memperoleh jaminan perlindungan hukum dan perundang-undangan setempat.
Diharapkan
di masa mendatang pengiriman TKI profesional dan skilled dapat terus
meningkat untuk menggantikan atau mengurangi jumlah TKI informal/
unskilled di wilayah Dubai serta PEA.
CEO DEWA menginformasikan
untuk tahap awal, akan mempekerjakan 95 tenaga Sarjana Teknik Indonesia
untuk bekerja di salah satu proyek pembangkit tenaga listriknya di
kawasan Jebel Ali Free Zone di Dubai.
Ia juga menambahkan,
pihaknya akan meningkatkan jumlah peluang kerja bagi Sarjana Teknik
Indonesia pada perusahaannya di masa mendatang.
Saat ini DEWA
membutuhkan Sarjana Teknik Kelistrikan, Telekomunikasi, Mesin, dan
Komputer untuk mengisi berbagai posisi, seperti Senior Manager dua
orang, Manager sebanyak 14 orang, Deputy Manager/ Assistant Manager 11
orang, Senior Engineer (11 orang), Engineer (55 orang) dan Assistant
Engineer dua orang.
Bagi yang diterima akan mendapatkan status
sebagai pegawai pemerintah Dubai dengan kontrak kerja enam tahun dan
memperoleh gaji yang memadai serta berbagai tunjangan tambahan seperti
tiket pesawat, visa/ ijin bekerja dan asuransi untuk yang bersangkutan
maupun anggota keluarganya.
Keseluruhan proses rekrutmen
dilakukan di Indonesia, bekerja sama dengan institusi dan agen tenaga
kerja swasta terkait sesuai dengan peraturan nasional Indonesia. Pihak
DEWA akan melakukan wawancara langsung dengan para kandidat di Jakarta.
Mansyur
menilai dengan ketentuan ketenagakerjaan pemerintah PEA yang baru, yang
mengharuskan setiap perusahaan wajib membatasi jumlah pegawainya yang
berasal dari satu negara/ bangsa tertentu, tidak melebihi jumlah 25
persen dari komposisi total para pegawainya.
Ketentuan tersebut
disamping sebagai upaya Emiratisasi, juga untuk menyeimbangkan komposisi
asal negara/ bangsa para pegawai pada suatu perusahaan, sehingga tidak
terjadi dominasi oleh salah satu negara/ bangsa saja.
Saat ini
banyak perusahaan pemerintah dan swasta di Dubai dan PEA yang didominasi
oleh para pekerja yang berasal dari negara-negara di Asia Selatan.
Sesuai dengan data Biro Statistik Nasional PEA terbaru, total penduduk
PEA adalah 8.264.070 orang, dimana sebanyak 88,5 persen adalah warga
asing.
DEWA merupakan perusahaan milik pemerintah Dubai yang
membidangi suplai energi listrik dan air bagi industri dan perumahan di
Dubai berdiri tahun 1992 sebagai hasil penggabungan antara Perusahaan
Listrik Dubai dan Perusahaan Air Dubai yang masing-masing telah ada
sejak tahun 1959.
DEWA mempekerjakan sekitar 7.696 pegawai dengan jumlah pelanggan fasilitas listrik dan air sebanyak 926.220 pelanggan.
Dalam
memenuhi kebutuhan suplai listrik dan air bagi seluruh wilayah Dubai,
DEWA telah menerapkan standar Quality, Health, Safety, and Environment
Management Systems (QHSE), termasuk di dalamnya peningkatan kapasitas
pembangkit listrik dan produksi air bersih dengan menggunakan teknologi
tinggi yang ramah lingkungan.
Di akhir pertemuan, baik Konjen
Mansyur maupun CEO DEWA, Saeed kembali saling menyampaikan harapan dan
komitmen bagi peningkatan dan perwujudan berbagai kerja sama di masa
mendatang.
Sumber :
DI SINI