Teknologi Geomatika Efektif untuk Nelayan

Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional menawarkan teknologi geomatika bagi pemerintah daerah untuk memetakan potensi alam di daerah pesisir. Dengan teknologi ini, nelayan semakin mudah dalam mencari ikan.“Teknologi ini mengacu pada konteks keruangan yang berfungsi untuk memanfaatkan sumber daya alam,” kata Kepala Balai Penelitian Geomatik Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakorsurtanal) Fahmi Anhar, Selasa (28/7) di Semarang. Teknologi tersebut berupa alat sensor jarak jauh dan sistem informasi geografis.Hal itu disampaikannya di sela acara Seminar Geocampus Universitas Diponegoro Semarang yang berlangsung di Hotel Patra Jasa Semarang. Seminar yang membahas optimasi pembangunan pesisir dan pulau-pulau kecil itu dihadiri perwakilan dari Balai Taman Nasional Karimun Jawa, Badan Perencanaan Daerah Kota Semarang, dan PT Waindo Spectra.Menurut Fahmi, teknologi sensor jarak jauh dapat mendeteksi keberadaan ikan di laut. Dengan demikian, nelayan tidak perlu bersusah payah mencari lokasi yang tepat untuk mencari ikan.Penangkapan ikan di perairan Pantai Utara Jawa sudah terlalu banyak sehingga nelayan perlu dipandu ke tempat lain yang lebih banyak ikannya, kata Fahmi. Menurut Fahmi, cara ini lebih efektif dibandingkan memberikan subsidi solar kepada para nelayan.Alat pendeteksi ikan ini dapat pula menjadi dokumen penting yang dimiliki pemerintah daerah untuk pengelolaan dan perawatan perairan. Berdasarkan dokumen tersebut, pemerintah daerah dapat mudah menentukan kebijakan mengenai pembangunan daerah pesisir.Namun, Fahmi berharap pemerintah daerah selalu menyediakan tenaga ahli yang dapat mengoperasikan peralatan ini. “Kami sudah sering memberikan pelatihan, tetapi banyak petugas yang kami latih dipindahtugaskan ke divisi lain sehingga tenaga ahli untuk peralatan ini selalu kosong,” kata Fahmi.Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip Semarang Johannes Hutabarat mengatakan, teknologi geomatika tidak hanya berguna untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, tetapi juga untuk pengembangan daerah pesisir. “Daerah pesisir menjadi sorotan karena merupakan daerah yang digunakan untuk industri, wisata, dan sektor lainnya,” kata Johannes.Menurut Johannes, penggunaan teknologi ini sangat mendesak untuk daerah di pesisir utara Pulau Jawa. “Teknologi ini juga dapat memantau tanaman mangrove yang tersisa. Dengan hasil pencitraan yang didapat, akan lebih mudah untuk menentukan lokasi penanaman dan jenis mangrove yang dapat ditanam,” kata Johannes.
bisakah tehnologi ini di terapkan untuk para nelayan masalembu???
mari kita cari tahu mengenai tehnologi in dg bersama serta melibatkan instansi terkait.setujukan teman teman????